A.
Linguistik Tradisional
Sejarah
Linguistik dimulai dari linguistik tradisional, Tata bahasa tradisional
menganalisis bahasa berdasarkan filsafat dan semantik; sedangkan tata bahasa
struktural berdasarkan struktur atau ciri-ciri formal yang ada dalam suatu
bahasa tertentu. Misalnya dalam merumuskan kata kerja, tata bahasa
tradisional mengatakan kata kerja adalah kata yang menyatakan tindakan atau
kejadian; sedangkan tata bahasa struktural menyatakan kata kerja adalah kata
yang dapat berdistribusi dengan frase “dengan . . . .”.
Dalam
perkembangannya di dalam aliran linguistik tradisional dikenal linguistik zaman
Yunani. Sejarah studi bahasa pada zaman Yunani ini sangat panjang, yaitu dari
lebih kurang abad ke-5 S.M sampai lebih kurang abad ke 2 M. Masalah pokok
kebahasaan yang menjadi pertentangan pada linguis pada waktu itu adalah
pertentangan antara bahasa bersifat alami (fisis) dan bersifat konvensi
(nomos). Bersifat alami atau fisis maksudnya bahasa itu mempunyai hubungan
asal-usul, sumber dalam prinsip-prinsip abadi dan tidak dapat diganti di luar
manusia itu sendiri. kaum naturalis adalah kelompok yang menganut faham itu,
berpendapat bahwa setiap kata mempunyai hubungan dengan benda yang ditunjuknya.
Atau dengan kata lain, setiap kata mempunyai makna secara alami, secara fisis.
Sebaliknya kelompok lain yaitu kaum konvensional, berpendapat bahwa bahasa
bersifat konvensi, artinya, makna-makna kata itu diperoleh dari hasil-hasil
tradisi dan kebiasaan-kebiasaan yang mempunyai kemungkinan bisa berubah.
Selanjutnya
yang menjadi pertentangan adalah antara analogi dan anomali. Kaum analogi
antara lain Plato dan Aristoteles, berpendapat bahwa bahasa itu bersifat
teratur. Karena adanya keteraturan itulah orang dapat menyusun tata bahasa.
Jika tidak teratur tentu yang dapat disusun hanya idiom-idiom saja dari bahasa
itu. Sebaliknya, kelompok anomali berpendapat bahwa bahasa itu tidak teratur.
Kalau bahasa itu tidak teratur mengapa bentuk jamak bahasa Inggris child
menjadi children, bukannya childs; mengapa bentuk past tense bahasa Inggris
dari write menjadi wrote dan bukannya writed ?
Kelompok-kelompok
yang termasuk dalam aliriran ini adalah Kaum Sophis (abad ke-5 S.M), Plato
(429-347 S.M), Aristoteles (384-322 S.M), Kaum Stoik (Abad ke-
4S.M), Kaum Alexandrian.
Kemudian
dikenal lingistik zaman Romawi. Studi bahasa pada zaman Romawi dapat
dianggap kelanjutan dari zaman Yunani, sejalan dengan jatuhnya Yunani dan
munculnya kerajaan Romawi. Tokoh pada zaman romawi yang terkenal antara lain,
Varro (116 – 27 S.M) dengan karyanya De Lingua Latina dan Priscia dengan
karyanya Institutiones Grammaticae.
Lalu,
linguistik zaman Pertengahan. Studi bahasa pada zaman pertengahan di
Eropa mendapat perhatian penuh terutama oleh para filsuf skolastik, dan bahasa
Latin menjadi Lingua Franta, karena dipakai sebagai bahasa gereja, bahasa
diplomasi, dan bahasa ilmu pengetahuan. Berikutnya, linguistik zaman Renaisans.
Dalam sejarah studi bahasa ada dua hal pada zaman renaisans ini yang menonjol
yang perlu dicatat, yaitu :
1)
Selain menguasai bahasa Latin, sarjana-sarjana pada waktu itu juga menguasai
bahasa Yunani, bahasa Ibrani, dan bahasa Arab.
2)
Selain bahasa Yunani, Latin, Ibrani, dan Arab, bahasa-bahasa Eropa lainnya juga
mendapat perhatian dalam bentuk pembahasan, penyusunan tata bahasa dan malah
juga perbandingan.
Dan yang
terakhir yang termasuk ke dalam linguistik tradisional adalah masa menjelang
lahirnya linguistik modern. Dalam masa ini ada satu tonggak yang sangat
penting dalam sejarah studi bahasa, yaitu dinyatakan adanya hubungan
kekerabatan antara bahasa Sanskerta dengan bahasa-bahasa Yunani, Latin dan
bahasa-bahasa Jerman lainnya. Dalam pembicaraan mengenai linguistik tradisional
di atas, maka secara singkat dapat dikatakan, bahwa :
a) Pada
tata bahasa tradisional ini tidak dikenal adanya perbedaan antara bahasa ujaran
dengan bahasa tulisan;
b)
Bahasa yang disusun tata bahasanya dideskripsikan dengan mengambil
patokan-patokan dari bahasa lain, terutama bahasa Latin;
c)
Kaidah-kaidah bahasa dibuat secara prekriptif, yakni benar atau salah;
d)
Persoalan kebahasaan seringkali dideskripsikan dengan melibatkan
logika;
e)
Penemuan-penemuan atau kaidah-kaidah terdahulu cenderung untuk
selalu dipertahankan.
B.
Linguistik Strukturalis
1.
Ferdinand de Saussure
Ferdinand de saussure (1857-1913) dianggap sebagai
bapak linguistik modern, pandangannya dimuat dalam buku course de linguistique
generle. Beliau mengemukakan teori bahwa setiap tanda linguistik (signe)
dibentuk oleh dua buah komponen yang tidak terpisahkan, yaitu komponen
signifiant (bentuk) dan komponen signifie (makna)
2.
Aliran praha (terbentuk tahun 1926)
Tokohnya Vilem Mathesius. Aliran praha inilah yang
pertama-tama membedakan tegas akan fonetik dan fonolog.
3.
Aliran glosematik lahir di Denmark.
Tokohnya Louis Hjemslev beliau terkenal karena usaha
untuk membuat ilmu bahasa menjadi ilmu yang berdiri sendiri.
4.
Aliran firthian
Tokohnya R. Firth (1890-1960) beliau terkenal karena
teorinya mengenai fonologi prosodi. Fonologi prosodi adalah suatu cara untuk
menentukan arti pada tataran fonetis. Fonologi prosodi terdiri dari satuan-satuan
fonematis dan satuan prosodi
5.
Aliran linguistik sistemik
Tokohnya M.A.K Halliday belaiu mengembangkan teori
Fith mengenai bahasa khususnya yang berkenaan dengan segi kemasyarakatan
bahasa. Pokok-pokok pandangannya antara variasinya pemberian bahasa tertentu
berserta variasinya mengenai adanya gradasi dan kontinum.
6.
Aliran tagmemik
Tokohnya Kenneth L. Pike, menurut aliran ini satuan
dasar dari sintaksis adalah tagmen. Yang dimaksud tagmen adalah bentuk kata
yang dapat saling dipertukarkan untuk mengisisi slot tertentu.
C.
Linguistik Tranformasional
dan Aliran-aliran Sesudahnya
Dunia ilmu
termasuk linguistik, bukan merupakan kegiatan yang statis, melainkan merupakan
kegiatan yang dinamis, berkembang terus menerus sesuai dengan filsafat ilmu itu
sendiri yang selalu mencari kebenaran yang hakiki.
D.
Tata Bahasa Transformasi
Ahli
linguistik yang cukup produktif dalam membuat buku adalah Noam Chomsky. Sarjana
inilah yang mencetuskan teori transformasi melalui bukunya Syntactic
Structures (1957), yang kemudian disebut classical theory. Dalam
perkembangan selanjutnya, teori transformasi dengan pokok pikiran kemampuan dan
kinerja yang dicetuskannya melalui Aspects of the Theory of Syntax (1965)
disebut standard theory. Karena pendekatan teori ini secara sintaktis
tanpa menyinggung makna (semantik), teori ini disebut juga sintaksis generatif (generative
syntax). Pada tahun 1968 sarjana ini mencetuskan teori extended standard
theory. Selanjutnya pada tahun 1970, Chomsky menulis buku generative
semantics; tahun 1980 government and binding theory; dan tahun 1993 Minimalist
program.
Setiap tata
bahasa dari suatu bahasa, menurut Chomsky adalah merupakan teori dari bahasa
itu sendiri; dan tata bahasa itu harus memenuhi dua syarat, yaitu:
1)
Kalimat yang dihasilkan oleh tata bahasa itu harus dapat diterima oleh
pemakai bahasa tersebut, sebagai kalimat yang wajar dan tidak dibuat-buat.
2)
Tata bahasa tersebut harus berbentuk sedemikian rupa, sehingga
satuan atau istilah yang digunakan tidak berdasarkan pada gejala bahasa
tertentu saja, dan semuanya ini harus sejajar dengan teori linguistik tertentu.
E.
Semantik Generatif
Menjelang
dasawarsa tujuh puluhan beberapa murid dan pengikut Chomsky, antara lain
Pascal, Lakoff, Mc Cawly, dan Kiparsky, sebagai reaksi terhadap Chomsky,
memisahkan diri dari kelompok Chomsky dan membentuk aliran sendiri. Kelompok
Lakoff ini, kemudian terkenal dengan sebutan kaum Semantik generatif.
Menurut semantik
generatif, sudah seharusnya semantik dan sintaksis diselidiki bersama sekaligus
karena keduanya adalah satu.
1)
Tata Bahasa Kasus
Tata bahasa
kasus atau teori kasus pertama kali diperkenalkan oleh Charles J. Fillmore
dalam karangannya berjudul “The Case for Case” tahun 1968 yang dimuat dalam
buku Bach, E. dan R. Harms Universal in Linguistic Theory, terbitan Holt
Rinehart and Winston.
Dalam
karangannya yang terbit tahun 1968 itu Fillmore membagi kalimat atas (1)
modalitas, yang bisa berupa unsur negasi, kala, aspek, dan adverbia; dan (2)
proposisi, yang terdiri dari sebuah verba disertai dengan sejumlah kasus. Yang
dimaksud dengan kasus dalam teori ini adalah hubungan antara verba dengan
nomina.
2)
Tata Bahasa Relasional
Tata bahasa
relasional muncul pada tahun 1970-an sebagai tantangan langsung terhadap
beberapa asumsi yang paling mendasar dari teori sintaksis yang dicanangkan oleh
aliran tata bahasa transformasi.
0 komentar:
Posting Komentar