Dalam
novel ini di ceritakan kisah pengembaraan seeorang yang bernama Ndara Mas
Sutanta yang menyamar sebagai Rapingun. Adapun ceritanya adalah sebagai berikut
: Pada suatu hari Rapingun menolong satu keluarga yang mobilnya mogok di tengah
kebun di bawah Dusun Kledhung. keluarga itu terdiri dari seorang laki-laki dan
dua orang perempuan.
Laki-laki
itu adalah Den Bei Asisten Wedana. Dua orang perempuan itu adalah istri dan
anak dari Den Bei Asisten Wedana tersebut. Istrinya bernama Raden Ayu Wedana,
sedangkan anak gadisnya adalah Raden Ajeng Tien. Setelah selesai menolong
Rapingun hendak diberi tanda terima kasih dari keluarga itu. Akan tetapi
Rapingun tidak mau menerima. Setelah itu Rapingun pergi. Karena merasa berhutang
budi, satu keluarga itu memutuskan untuk mencari pemuda yang kebetulan keluarga
itu belum sempat menanyakan nama dari pemuda tersebut. Akan tetapi, percuma
saja, pemuda tersebut (Rapingun) tidak kunjung ketemu. Akhirnya mereka pun
memutuskan untuk pulang ke Rumah karena waktu sudah malam. Kemudian di
ceritakan pada suatu hari ada seorang Tionghoa yang datang ke rumah keluarga
itu. Kebetulan orang tersebut adalah seorang penjual berlian, yang hendak
menawarkan barang dagangannya itu. Kemudian orang Tionghoa itu juga berniat
untuk menjual mobilnya. Lalu keluarga itu menanyakan merk mobil itu. Dan
ternyata mobil itu adalah mobil yang di tumpangi pemuda yang menolong keluarga
tersebut ketika mobil mereka mogok. Kemudian keluarga tersebut menanyakan sopir
tersebut. Dan ternyata, sopir itu adalah orang yang menolong mereka. Dan dari
situ mereka tahu siapa nama dari sopir itu. Sopir itu adalah Rapingun.
Karena, mobil itu hendak di jual, otomatis
orang Tionghoa tersebut tidak akan menggunakan sopir lagi. Kemudian mereka
meminta agar sopir tersebut menjadi sopir mereka. Dan orang tionghoa tersebut
menyetujuinya, begitu juga dengan Rapingun. Setelah lama kerja, keluarga
tersebut makin menyayangi Rapingun. Karena sifatnya yang begitu baik. Hingga
mereka menganggap Rapingun sebagai anaknya sendiri. Bahkan Rapingun juga punya
bakat dalam melatih kuda peliharaan majikannya itu. Yang dulu begitu galak,
sekarang menjadi jinak. Pada suatu hari keluarga Wedana pergi makan, begitu
juga dengan Rapingun, karena Ia sopir dari keluarga tersebut. Di tempat makan
itu, Rapingun melihat dua orang pemuda yang gerak-geriknya begitu mencurigakan.
Setelah selesai makan, mereka pulang. Namun, Raden Ajeng Tien satu mobil dengan
Rapingun, karena punya keperluan yang lain. Di tengah perjalanan mereka diikuti
oleh dua orang. Ternyata dua orang tua adalah orang yang Rapingun lihat di
tempat makan. Kemudian pemuda itu menghentikan mobil yang Rapingun tumpangi
bersama Raden Ajeng Tien. Salah satu pemuda itu bernama Hardjana. Hardjana
adalah pemuda yang sangat menyukai Raden Ajeng Tien. Akan tetapi, Raden Ajeng
Tien tidak suka terhadap Hardjana. Karena itu, Hardjana bersifat kasar sampai
ia menunjuk-nunjuk Rapingun. Hardjana juga membawa pistol. Karena takut
kenapa-kanapa, Rapingun juga mempunyai tanggung jawab menjaga Raden Ajeng Tien,
Rapingun menyusun siasat untuk menghindari Hardjana. Setelah Rapingun masuk
mobil, begitu juga dengan Raden Ajeng Tien, kemudian Hardjana hendak memukul
kepala Rapingun, akan tetapi Rapingun menutup kepalanya dengan tangannya.
Kemudian yang terkena pukulan itu adalah tangan Rapingun itu sendiri. Setelah
itu Rapingun langsung menjalankan mobilnya, walaupun tangannya terluka parah.
Setelah mengalami kejadian yang menegangkan itu, akhirnya mereka pun sampai
rumah. Mereka tidak menceritakan kejadian sebenarnya kepada ayah dan ibu Tien.
Mereka mengaku bahwa tangan Rapingun terluaka karena terkena stir mobil. Karena
luka Rapingun cukup parah, mereka memutuskan untuk membawa Rapingun ke rumah
sakit. Setelah beberapa hari di rumah sakit, Rapingun belum juga diperbolehkan
pulang. Pada suatu hari Raden Ajeng Tien ke rumah sakit itu dengan membawa
makanan. Di situ Raden Ajeng Tien memberi kalung kepada Rapingun sebagai tanda
terima kasih karena telah menjaga Raden Ajeng Tien. mereka pun
bercerita-cerita. Raden Ajeng Tien bercerita tentang Pak de’ nya yang bernama
Raden Mas Gandaatmadja , seorang Priyayi di Ngadireja yang telah kehilangan
anaknya selama tujuh bulan yang bernama Raden Mas Sutanta. Ia menceritakan
kesedihan yang begitu mendalam tentang keadaaan orang tua Raden Mas Sutanta
tersebut. Ia juga memperlihatakan surat yang dibuat oleh RM Gandaatmadja
tersebut untuk RM Sutanta. Isi surat tersebut begitu mendalam, hingga akhirnya
Raden Ajeng Tien meneteskan air mata, begitu pula dengan Rapingun. Dan Rapingun
ternyata mengatahui cerita tentang Raden Mas Sutanta. Setelah beberapa lama di
rumah sakit, akhirnya Rapingun pun di perbolehkan pulang, kondisinya pun sudah
pulih total. Namun, setelah pulang ke rumah Raden Ajeng Tien, Rapingun hanya
mengurung dirinya di dalam kamar hampir dua hari. Setelah itu Raden Ayu Wedana
memasuki kamar Rapingun dan menanyakan apa yang sedang terjadi dengan Rapingun.
Rapingun menjawab, bahwa ia merindukan orang tuannya. Ia ingin pulang ke
kampung halamannya selama satu bulan. Akhirnya Raden Ayu Natasewaya mengizinkan
Rapingun pulang, Setelah hampir saru bulan, Rapingun tidak kunjung memeberi
kabar. Hingga pas di hari satu bulan kepergian Rapingun, keluarga Wedana
menerima surat dari dari Rapingun. Surat itu berisi tentang Rapingun, ia
memutuskan mengundurkan diri dari pekerjaan itu. Setelah membaca surat dari
Rapingun tersebut, keluarga Wedana begitu sedih. Setelah enam bulan lamanya
tidak ada kabar lagi dari Rapingun. Pada suatu hari keluarga Wedana memutuskan
untuk bersilaturrahmi ke kediaman Raden Mas Gandaatmadja. Sesampaainya di sana
mereka mengobrol. Raden Mas Gandaatmadja pun menceritakan putranya yang telah
kembali, yakni Raden Mas Sutanta. Kemudian Raden Mas Sutanta pun keluar dari
kamarnya untuk menemui tamu yang sekarang sedang berbincang-bincang dengan
ayahanda tercinta. Setelah keluar keluarga Wedana pun kaget, ternyata dia
adalah Rapingun. Keluarga Wedana pun menceritakan siapa itu Rapingun kepada
Raden Mas Gandaatmadja. Setelah delapan bulan, terjalinlah keakraban yang
selayaknya seorang pemuda jaman sekarang anatara Raden Ajeng Tien dengan Raden
Mas Sutanta. Sebenarnya terselip rasa cinta diantara mereka semenjak Rapingun
masih menjadi sopir keluarga Wedana. Akhirnya mereka memutuskan untuk menikah.
Dan akhirnya mereka pun melaksanakan keinginan mereka, dan mereka akhirnya
hidup bahagia.
1 komentar:
Making Money - Work/Tennis: The Ultimate Guide
The way you would expect from betting on the หารายได้เสริม tennis matches 출장샵 of tennis https://deccasino.com/review/merit-casino/ is to bet on the player you like most. But you kadangpintar also need a different worrione.com
Posting Komentar