Wavy Tail


Selasa, 25 November 2014

SINOPSI NOVEL NGULANDARA



Dalam novel ini di ceritakan kisah pengembaraan seeorang yang bernama Ndara Mas Sutanta yang menyamar sebagai Rapingun. Adapun ceritanya adalah sebagai berikut : Pada suatu hari Rapingun menolong satu keluarga yang mobilnya mogok di tengah kebun di bawah Dusun Kledhung. keluarga itu terdiri dari seorang laki-laki dan dua orang perempuan.
Laki-laki itu adalah Den Bei Asisten Wedana. Dua orang perempuan itu adalah istri dan anak dari Den Bei Asisten Wedana tersebut. Istrinya bernama Raden Ayu Wedana, sedangkan anak gadisnya adalah Raden Ajeng Tien. Setelah selesai menolong Rapingun hendak diberi tanda terima kasih dari keluarga itu. Akan tetapi Rapingun tidak mau menerima. Setelah itu Rapingun pergi. Karena merasa berhutang budi, satu keluarga itu memutuskan untuk mencari pemuda yang kebetulan keluarga itu belum sempat menanyakan nama dari pemuda tersebut. Akan tetapi, percuma saja, pemuda tersebut (Rapingun) tidak kunjung ketemu. Akhirnya mereka pun memutuskan untuk pulang ke Rumah karena waktu sudah malam. Kemudian di ceritakan pada suatu hari ada seorang Tionghoa yang datang ke rumah keluarga itu. Kebetulan orang tersebut adalah seorang penjual berlian, yang hendak menawarkan barang dagangannya itu. Kemudian orang Tionghoa itu juga berniat untuk menjual mobilnya. Lalu keluarga itu menanyakan merk mobil itu. Dan ternyata mobil itu adalah mobil yang di tumpangi pemuda yang menolong keluarga tersebut ketika mobil mereka mogok. Kemudian keluarga tersebut menanyakan sopir tersebut. Dan ternyata, sopir itu adalah orang yang menolong mereka. Dan dari situ mereka tahu siapa nama dari sopir itu. Sopir itu adalah Rapingun.
 Karena, mobil itu hendak di jual, otomatis orang Tionghoa tersebut tidak akan menggunakan sopir lagi. Kemudian mereka meminta agar sopir tersebut menjadi sopir mereka. Dan orang tionghoa tersebut menyetujuinya, begitu juga dengan Rapingun. Setelah lama kerja, keluarga tersebut makin menyayangi Rapingun. Karena sifatnya yang begitu baik. Hingga mereka menganggap Rapingun sebagai anaknya sendiri. Bahkan Rapingun juga punya bakat dalam melatih kuda peliharaan majikannya itu. Yang dulu begitu galak, sekarang menjadi jinak. Pada suatu hari keluarga Wedana pergi makan, begitu juga dengan Rapingun, karena Ia sopir dari keluarga tersebut. Di tempat makan itu, Rapingun melihat dua orang pemuda yang gerak-geriknya begitu mencurigakan. Setelah selesai makan, mereka pulang. Namun, Raden Ajeng Tien satu mobil dengan Rapingun, karena punya keperluan yang lain. Di tengah perjalanan mereka diikuti oleh dua orang. Ternyata dua orang tua adalah orang yang Rapingun lihat di tempat makan. Kemudian pemuda itu menghentikan mobil yang Rapingun tumpangi bersama Raden Ajeng Tien. Salah satu pemuda itu bernama Hardjana. Hardjana adalah pemuda yang sangat menyukai Raden Ajeng Tien. Akan tetapi, Raden Ajeng Tien tidak suka terhadap Hardjana. Karena itu, Hardjana bersifat kasar sampai ia menunjuk-nunjuk Rapingun. Hardjana juga membawa pistol. Karena takut kenapa-kanapa, Rapingun juga mempunyai tanggung jawab menjaga Raden Ajeng Tien, Rapingun menyusun siasat untuk menghindari Hardjana. Setelah Rapingun masuk mobil, begitu juga dengan Raden Ajeng Tien, kemudian Hardjana hendak memukul kepala Rapingun, akan tetapi Rapingun menutup kepalanya dengan tangannya. Kemudian yang terkena pukulan itu adalah tangan Rapingun itu sendiri. Setelah itu Rapingun langsung menjalankan mobilnya, walaupun tangannya terluka parah. Setelah mengalami kejadian yang menegangkan itu, akhirnya mereka pun sampai rumah. Mereka tidak menceritakan kejadian sebenarnya kepada ayah dan ibu Tien. Mereka mengaku bahwa tangan Rapingun terluaka karena terkena stir mobil. Karena luka Rapingun cukup parah, mereka memutuskan untuk membawa Rapingun ke rumah sakit. Setelah beberapa hari di rumah sakit, Rapingun belum juga diperbolehkan pulang. Pada suatu hari Raden Ajeng Tien ke rumah sakit itu dengan membawa makanan. Di situ Raden Ajeng Tien memberi kalung kepada Rapingun sebagai tanda terima kasih karena telah menjaga Raden Ajeng Tien. mereka pun bercerita-cerita. Raden Ajeng Tien bercerita tentang Pak de’ nya yang bernama Raden Mas Gandaatmadja , seorang Priyayi di Ngadireja yang telah kehilangan anaknya selama tujuh bulan yang bernama Raden Mas Sutanta. Ia menceritakan kesedihan yang begitu mendalam tentang keadaaan orang tua Raden Mas Sutanta tersebut. Ia juga memperlihatakan surat yang dibuat oleh RM Gandaatmadja tersebut untuk RM Sutanta. Isi surat tersebut begitu mendalam, hingga akhirnya Raden Ajeng Tien meneteskan air mata, begitu pula dengan Rapingun. Dan Rapingun ternyata mengatahui cerita tentang Raden Mas Sutanta. Setelah beberapa lama di rumah sakit, akhirnya Rapingun pun di perbolehkan pulang, kondisinya pun sudah pulih total. Namun, setelah pulang ke rumah Raden Ajeng Tien, Rapingun hanya mengurung dirinya di dalam kamar hampir dua hari. Setelah itu Raden Ayu Wedana memasuki kamar Rapingun dan menanyakan apa yang sedang terjadi dengan Rapingun. Rapingun menjawab, bahwa ia merindukan orang tuannya. Ia ingin pulang ke kampung halamannya selama satu bulan. Akhirnya Raden Ayu Natasewaya mengizinkan Rapingun pulang, Setelah hampir saru bulan, Rapingun tidak kunjung memeberi kabar. Hingga pas di hari satu bulan kepergian Rapingun, keluarga Wedana menerima surat dari dari Rapingun. Surat itu berisi tentang Rapingun, ia memutuskan mengundurkan diri dari pekerjaan itu. Setelah membaca surat dari Rapingun tersebut, keluarga Wedana begitu sedih. Setelah enam bulan lamanya tidak ada kabar lagi dari Rapingun. Pada suatu hari keluarga Wedana memutuskan untuk bersilaturrahmi ke kediaman Raden Mas Gandaatmadja. Sesampaainya di sana mereka mengobrol. Raden Mas Gandaatmadja pun menceritakan putranya yang telah kembali, yakni Raden Mas Sutanta. Kemudian Raden Mas Sutanta pun keluar dari kamarnya untuk menemui tamu yang sekarang sedang berbincang-bincang dengan ayahanda tercinta. Setelah keluar keluarga Wedana pun kaget, ternyata dia adalah Rapingun. Keluarga Wedana pun menceritakan siapa itu Rapingun kepada Raden Mas Gandaatmadja. Setelah delapan bulan, terjalinlah keakraban yang selayaknya seorang pemuda jaman sekarang anatara Raden Ajeng Tien dengan Raden Mas Sutanta. Sebenarnya terselip rasa cinta diantara mereka semenjak Rapingun masih menjadi sopir keluarga Wedana. Akhirnya mereka memutuskan untuk menikah. Dan akhirnya mereka pun melaksanakan keinginan mereka, dan mereka akhirnya hidup bahagia.

1 komentar:

Anonim mengatakan...

Making Money - Work/Tennis: The Ultimate Guide
The way you would expect from betting on the หารายได้เสริม tennis matches 출장샵 of tennis https://deccasino.com/review/merit-casino/ is to bet on the player you like most. But you kadangpintar also need a different worrione.com

Posting Komentar